ShoutMix chat widget
>
ShoutMix chat widget
-->
Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini (Info Blog)

Minggu, 17 April 2011

Bertanam Strawberry di dataran Rendah

Berkebun strawberry di dataran rendah di kota Cepu Jawa Tengah
oleh: Kamarudin (aldebaran_centauri82@yahoo.co.id)

Strawberry merupakan tanaman yang mempunyai ketahanan & adaptasi yang cukup luas. secara umum syarat tumbuh yang baik untuk strawberry adalah seperti kondisi iklim berikut ini:

*

suhu udara optimum 17 – 20 C dan suhu udara minimum antara 4 – 5 derajat Celcius.
*

Kelembaban udara (RH) 80 – 90%.
*

Penyinaran matahari 8 – 10 jam/hari.
* Curah hujan berkisar antara 600 – 700 mm/tahun.

syarat diatas sebenarnya tidaklah mutlak, saya sudah mencoba sendiri untuk membudidayakan strawberry di tempat saya tinggal yang sebenarnya kondisi lingkungannya kurang cocok untuk berbudidaya strawberry.
pada awalnya saya hanya coba-coba dengan membeli bibit strawberry 1 pot pada sebelum ramadhan tahun 2007 saat ketika saya wisata dan jalan-jalan di pasar tanaman hias Bandungan kabupaten semarang.
daerah Bandungan terletak di lereng gunung ungaran yang berhawa sejuk dan saya perkirakan ketinggiannya sekitar 800 m dari permukaan air laut. mulanya saya sempat ragu apa mungkin tanaman strawberry ini bisa bertahan hidup di daerah tempat saya tinggal? bahkan teman saya sempat mengatakan bahwa tanaman yang saya beli dalam waktu sebentar akan mati.
Kota tempat saya tinggal yaitu kota Cepu mempunyai ketinggian kira-kira 30 meter dari permukaan air laut (ini saya ketahui berdasar dari papan penunjuk ketinggian di stasiun cepu yaitu +28 m) dan rumah saya terletak tak jauh dari stasiun tersebut. suhu udara berkisar dari 25 derajat sampai 33 derajat celcius. curah hujan kurang dari 500 mm/tahun. banyak orang pernah mengatakan pada saya bahwa kota cepu berhawa panas, mungkin sama panasnya dengan kota-kota besar lainnya di pulau jawa.

Tanaman strawberry ini saya pelihara di samping rumah yang lahannya cukup sempit dan menerima sinar matahari langsung sekitar 6 – 8 jam sehari, ternyata memang tanaman ini tidak cukup kuat menahan hawa panas. banyak daunnya yang mengering, kemudian saya mencoba untuk menyemprot daunnya dengan sprayer yang terisi air dingin pada pagi menjelang siang dan siang menjelang sore. cara ini cukup membantu mengurangi jumlah daun yang mengering dan saya juga menyirami tanaman ini pagi dan sore.
Tanaman strawberry saya mulai bertambah dengan munculnya sulur-sulur stolon tanaman, dari ujung sulur-sulur ini akan tumbuh tanaman strawberry baru dan akarnya. ujung inilah yang dapat ditampung dalam pot baru, setelah tanaman baru mempunyai 4-5 daun maka sulur yang terhubung dengan indukannya dapat dipotong.
Media tanam-nya saya buat dari campuran dari tanah kebun dan sedikit pupuk kandang. pot yang saya gunakan berukuran kecil ‘ukuran 17 sampai 20′. satu pot berisi antara 1 sampai 3 tanaman. tanaman tanaman baru ini saya dapat dari stolon tanaman induk yang menjulur.
setelah setahun saya menunggu akhirnya kebun strawberry saya mulai berbuah, dari sekitar 30 pot, 3 pot diantaranya pasti ada yang berbunga kemudian berubah menjadi buah. hampir sekitar 4 hari sekali saya bisa memetik buah yang sudah matang (ditandai dengan warna buah merah tua) dari 1 pot bisa 1-2 buah strawberry yang matang. saya bisa menikmati buah strawberry dari kebun saya yang sempit itu selama 3 bulan penuh yaitu dari bulan september – november 2008. pada bulan desember 2008 kebun saya sama sekali tak menghasilkan buah. saya perkirakan pada bulan bulan itulah memang musimnya strawberry untuk berbuah.
berikut saya sertakan foto salah satu pot saya yang sudah berbuah:


Saya sebenarnya kurang tahu pasti dari jenis dan spesies apa tanaman strawberry yang saya pelihara tersebut. ciri-ciri tanaman strawberry yang saya punya yaitu dari segi ukuran buah sedang, mempunyai rasa yang tidak terlalu tajam, tidak terlalu manis.
http://arjip.wordpress.com/berkebun-strawberry-di-dataran-rendah/
Read more »

Ular Bisa Terbang?

Ular yang Bisa Terbang
Hah, ada ular yang bisa terbang! Tenang, hanya ular yang termasuk dalam genus Chrysopelea yang bisa terbang, tak semuanya. Ular dalam genus tersebut mampu terbang—atau tepatnya melenting—dengan cara meluncur sambil meliuk dari pohon satu ke pohon lainnya hingga sejauh 79 kaki atau 24 meter. Ditemukan bahwa habitat ular golongan tersebut ada di Asia Tenggara dan Asia selatan. Bagaimana ular itu bisa terbang? Hal itu diuraikan dalam presentasi penelitian dalam pertemuan American Physical Society Division of Fluid Dynamics.

"Ular ini tidak sedang melawan gravitasi ketika terbang, juga bukan melakukan hal-hal yang tak masuk akal. Adalah persoalan gaya yang dikerahkan oleh ular yang menjadi penyebabnya," kata Jake Socha, pemimpin proyek penelitian ini saat diwawancara Discovery.

Untuk sampai pada kesimpulan itu, Socha bersama rekannya mencoba "meluncurkan" ular jenis tersebut dari gedung berketinggian 49 kaki. Mereka merekam setiap gerakan dari ular tersebut. Kemudian, mereka mengembangkan model matematis yang mengungkapkan cara ular terbang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diterima oleh Jurnal Bioinspiration & Biomimetics, Socha menjelaskan bahwa ular itu akan mengatur posisi tubuhnya sesaat sebelum terbang dan pada saat terbang.

Sesaat sebelum terbang, ular tersebut akan menjulurkan salah satu ujung badannya ke depan dan membentuk huruf J. Setelah itu, barulah si ular memulai melompat ke depan dan mempercepat gerakannya sehingga bisa terbang.

Ketika si ular terbang, ia akan mengerahkan gaya ke atas dari gerakannya sehingga membuatnya tak langsung jatuh. "Ular tetap terangkat ke atas walaupun ia bergerak ke bawah. Ini karena gaya yang mengarah ke atas lebih besar daripada berat badan ular," kata Socha. Ular akan terbang miring 25 derajat dari aliran udara yang tercipta oleh gerakannya. Bagian ekornya akan terus bergerak-gerak, sementara bagian lain akan membentuk lengkungan, seperti liukan ular ketika melata di atas tanah.

"Jika ular tetap pada kondisi seperti itu, ia akan terus terbang ke atas. Namun, model terbang ular tersebut ternyata hanya sementara sehingga pada akhirnya ular tetap akan jatuh ke tanah mengakhiri luncurannya," kata Socha yang merupakan ahli biologi di Virginia Tech.

Menurut Socha, model terbang ular ini bisa menjelaskan cara meluncur beberapa spesies, termasuk mamalia dan ikan. Ke depan, penciptaan kendaraan tak berawak mungkin bisa dilakukan dengan meniru cara terbang luncur ular ini.
http://slight-hope.blogspot.com/2010/11/ular-yang-bisa-terbang.html
Read more »

OPOR AYAM ALA WIWI

Bahan :
1 ekor ayam sedang / 1kg Ayam
1 liter santan encer
1 btg serai dimemarkan
2 lbr daun salam
Bumbu :
8 bh bawang merah
4 siung bawang putih
2 sdk teh ketumbar
1/2 jari lengkuas
lada, garam, gula
penyedap rasa

Cara memasak :
Ayam dibersihkan, potong-potong, cuci hingga bersih
campurkan bumbu yang dihaluskan kemudian ungkep dengan 250ml air sampai mendidih, tambahkan daun salam, serai dan beri sedikit penyedap rasa
tambahkan santan kental
Angkat setelah empuk
Read more »

cara tepat turunkan panas anak,,,

Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif. Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak.

Selama ini kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya demam atau panas tinggi. "Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius, cukup pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat Celcius, kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas," kata dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Penyakit apa pun, dari yang ringan seperti flu atau infeksi ringan, hingga infeksi berat di susunan saraf pusat atau di otak, dapat menggunakan kompres."



JUSTRU TAMBAH PANAS

Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin atau es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. "Sebab, kalau tubuh dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi. Ini terjadi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika kondisi di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasi- kan kalau dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas."

Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulit jadi mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat. "Kompres dingin juga bisa membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin, sehingga tubuh pun akan bertambah panas." Kendati kompres dingin sudah tidak lagi dianjurkan karena berdampak negatif, "Tapi tak sepenuhnya ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus semisal luka memar dan bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan. Bahkan air dingin disiram- kan ke tubuh korban luka bakar," jelas Waldi.

BAHAYA PAKAI ALKOHOL

Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi. Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit. Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. "Untuk menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh pasien. Nah, diharapkan, dengan kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur turun."

Namun, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol sudah mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. "Jika alkohol dibalurkan ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa mengganggu susunan saraf pusat." Selain itu, alkohol pun mudah terbakar, sehingga berbahaya.

AIR HANGAT

Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat atau suam-suam kuku. "Ini cara terbaik untuk menurunkan panas." Sebab, jelas Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. "Dengan demikian, tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya jangan terlalu panas." Jadi, kebalikan dari kompres air dingin, tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di luar suhunya dingin.

Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan adalahmemberinya obat penurun panas. "Kalau sudah dikasih obat tapi panas tetap tinggi, baru dikompres. Jadi, kompres bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untuk membantu menurunkan panas, selain pemberian obat penurun panas." Dengan kata lain, kalau ternyata obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah cukup, anak pun tak perlu lagi dikompres.

TETAP HARUS MANDI

Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi, adalah memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing," katanya. Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."

Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika dimandikan dengan air hangat. "Biarkan si kecil main air hangat. Apalagi pada dasarnya anak kecil suka air." Selama ini ada pemahaman yang salah dari para orang tua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air atau mandi. Pemahaman tersebut, menurut Waldi, harus disingkirkan. "Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar, anak sakit pun, badannya harus senantiasa bersih. Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah?" Ia juga mengingatkan, kulit anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap mandi agar bersih.

Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit? "Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung malas kena air dingin. Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau mandi di kamar mandi, kan, bisa dimandikan di tempat tidur."

TEMPAT TEPAT

Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar. Panas keluar melalui tempat-tempat di mana pembuluh darah besar yang dekat dengan kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan. "Jangan di dahi karena tak banyak manfaatnya untuk menurunkan panas." Kalau hanya dahi yang dikompres, tutur Waldi, "Yang dingin, ya, cuma dahinya, sementara tubuhnya tetap panas." Cara yang benar adalah meletakkan kompres di tempat yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan. Nah, sekarang sudah lebih paham, kan?
http://sindangreret.multiply.com/journal/item/11/Anak_Panas_Mandikan_air_hangat
artikel nakita
Read more »

Anak Diare? No Antibiotika No Obat Antidiare

Pertama, kita harus tahu dulu apa definisi diare. Diare atau gastroenteritis akut adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan konsistensi tinja lebih lembek atau berair. Tapi ada juga lho orang yang punya kebiasaan sehari BAB sampai 4x, tapi tidak lembek/cair. Ini juga tidak termasuk diare.


Kedua, secara umum diare dibagi dua: diare akut dan diare kronik. Diare akut berlangsung di bawah 14 hari, sedangkan diare kronik lebih dari 14 hari. Ada juga istilah diare persisten, yang hampir mirip dengan diare kronik.

Ketiga, anak diare biasanya disertai mual-muntah. Ini adalah hal yang umum terjadi, dan tidak butuh penanganan khusus. Artinya tidak butuh obat mual-muntah. Saya jelaskan di bawah.

OK, yang kita bahas di sini adalah diare akut tanpa penyulit. Artinya bukan disentri (diare disertai darah), diare kronik/persisten, atau diare dengan dehidrasi berat (di sini saya tidak menjelaskan macam-macam kategori dehidrasi, bisa ditemui di banyak sumber di internet).

SATU HAL PENTING: diare sebenarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh juga. Kok bisa? Ya, diare membuang semua virus dan bakteri yang mengganggu sistem pencernaan kita. Begitu juga dengan muntah. Makanya kalau penyakitnya belum keluar semua, kemudian diare di-STOP, atau muntah di-STOP, bisa-bisa si kuman muter-muter aja di saluran cerna, berkembang biak lebih banyak, dan bisa mengakibatkan penyakit bertambah berat. PRINSIPNYA: cegah dehidrasi.

Kalau anak diare, khususnya bayi dan balita, biasanya orangtua panik. Apalagi kalau disertai mual-muntah. Langsung deh pada hari itu, hari pertama-kedua diare, si anak dibawa ke dokter. Jreeenngg... apakah yang dokter berikan?

ORALIT! Yak, inilah obat utama dan andalan untuk semua diare. Jadi jangan lupa, kalau anak diare: minum ORALIT. Inipun tidak perlu pergi ke dokter, karena oralit bisa dibeli secara bebas. Prinsipnya adalah anak harus banyak minum dan makan, jika oralit belum/tidak tersedia. Minum apa saja boleh... termasuk susu. Lho, kok susu? Ya iya dong, kan diarenya bukan karena susu (intoleransi laktosa). Jadi nggak perlu susunya diganti susu LLM (low lactose milk).

Trus bagaimana dengan antibiotika? Pada anak, diare sebagian besar disebabkan oleh Rotavirus, yang akan sembuh dengan sendirinya, antara 2 sampai 7 hari. Jadi ya... didiamkan saja anaknya. Kok tega banget sih anak mencret-muntah didiamkan aja, nggak dikasih obat? Nggak dikasih antibiotika? Ya iya dong, dikasih antibiotika malah bisa memperparah diare. Berhubung tidak ada bakteri jahat yang harus dibunuh (kan akibat virus, bukan bakteri), jadinya si antibiotika membunuh bakteri baik. Makanya ada yang namanya antibiotic-associated-diarrhea.

Antibiotika hanya diberikan pada disentri, kolera dengan dehidrasi BERAT, dan penyakit lain seperti pneumonia.

Trus... kalau antidiare dan antimuntah? Hmmm.... saya tidak akan menyebut merek dagangnya. Tapi menyebut isinya saja (coba Ibu-ibu, Bapak-bapak, dilihat obat mencret-muntah anaknya isinya apa).

Ada yang istilahnya adsorben, macamnya: kaolin-pektin, attapulgite, smectite, karbon, dan kolestiramin. Obat-obat ini digunakan karena mampu mengikat dan menonaktifkan racun (toksin) bakteri atau bahan kimia lainnya yang menyebabkan diare, dan kemampuannya untuk "melindungi" mukosa usus halus. Penelitian tidak menunjukkan kegunaan obat jenis ini.

Obat antimuntah seperti chlorpromazine, metoclopramide, dan domperidone malah dapat menimbulkan efek mengantuk, gangguan keseimbangan, dan berinteraksi secara kimiawi dengan oralit. Muntah akan berhenti dengan sendirinya jika diare hilang.

Obat antimotilitas, misalnya: loperamide, hyoscine, dll diberikan untuk mengurangi gerakan usus, sehingga tinja tidak cair, dan diare mereda. Padahal ini dapat menyebabkan ileus paralitik (usus berhenti bergerak/berkontraksi sama sekali), dan berakibat mengancam nyawa (kematian). Penyakit pun tidak bisa dikeluarkan jika usus tidak mau mengeluarkan.

Ada beberapa obat lain yang saya dapati dalam survei yang saya lakukan: ada nifuroxazide (antibiotika), ini juga tidak perlu, dan ada juga antijamur. Padahal diare yang timbul akibat jamur hanya pada anak dengan gangguan sistem daya tahan tubuh (HIV/AIDS, lupus, kanker, terapi steroid jangka panjang).

Sudah cukup paham Bapak dan Ibu? Anak mencret dan muntah: jangan panik dulu, pikirkan penyebabnya (kebanyakan makan sambel kali...), amati anaknya: ada dehidrasi/tidak. Masih mau minum kan? Nggak terlalu lemes kan? Mau makan walau sedikit tapi sering kan? Masih ada pipisnya kan? Masih mau netek kan? Berarti sekedar diare akut. Delapan puluh persen akan sembuh sendiri.


sumber: The Treatment of Diarrhoea, a manual for physicians and other senior health workers, WHO 2005.
http://arifianto.blogspot.com/2007/06/kalau-anak-diare-boleh-tidak-dikasih.html
Read more »

Minggu, 27 Maret 2011

Tokoh Yunani

Ketiga pemikir Yunani yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles adalah tokoh yang sangat penting dalam memahami ckal bakal pemikiran politik negara berkembang. ketiga tokoh ini meskipun hidup dalam satu masa, namun ketiganya memiliki karakteristik pemikiran yang berbeda. berikut ini akan saya uraikan sedikit tentang pemikiran ketiga tokoh Yunani di atas
Yang pertama Socrates Socrates ( 470 SM - 399 SM ) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang paling penting. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Socrates diperkirakan berprofesi sebagai seorang ahli bangunan (stone mason) untuk mencukupi hidupnya. Penampilan fisiknya pendek dan tidak tampan, akan tetapi karena pesona, karakter dan kepandaiannya ia dapat membuat para aristokrat muda Athena saat itu untuk membentuk kelompok yang belajar kepadanya. Metode pembelajaran Socrates bukanlah dengan cara menjelaskan, melainkan dengan cara mengajukan pertanyaan, menunjukkan kesalahan logika dari jawaban, serta dengan menanyakan lebih jauh lagi, sehingga para siswanya terlatih untuk mampu memperjelas ide-ide mereka sendiri dan dapat mendefinisikan konsep-konsep yang mereka maksud dengan mendetail. Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Kebanyakan yang kita ketahui mengenai buah pikiran Socrates berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone ( 430-357 ) SM, dan siswa-siswa lainnya. Socrates percaya bahwa pemerintahan yang ideal harus melibatkan orang-orang yang bijak, yang dipersiapkan dengan baik, dan mengatur kebaikan-kebaikan untuk masyarakat. Ia juga dikenang karena menjelaskan gagasan sistematis bagi pembelajaran mengenai keseimbangan alami lingkungan, yang kemudian akan mengarah pada perkembangan metode ilmu pengetahuan. Socrates percaya akan gagasan mengenai gaya tunggal dan transenden yang ada di balik pergerakan alam ini. Dengan demikian, Socrates memiliki pandangan yang bertentangan dengan kepercayaan umum masyarakat Yunani saat itu, yaitu kepercayaan pada kuil (oracle) dari dewa-dewa.. Socrates sangat kritis dan selalu mempertanyakan tentang hakekat hidup manusia di bumi dengan pertanyaan apa dan mengapa. dia tokoh yang tidak mudah percaya terhadap kebenaran tanpa dia menyelidikinya lebih dalam. Socrates mengembangkan akal budi dan sikap kurang percaya terhadap segala sesuatu yang dianggap oleh orang banyak suatu kebenaran. dia selalu mempertanyakan tentang hakekat kebenaran. karena keingintahuannya inilah dia ditentang oleh kaum sofis dan penguasa di negaranya. harus kita ketahui bahwa kaum sofis adalah sekelompok orang yang dianggap berpengetahuan dan berhak menentukan mana yang benar dan salah. sedangkan kebeadaan Socrates ini yang selalu mempertanyakan hakekat kebenaran ini dianggap mengancam posisi kaum sofis sehingga kaum sofis menyimpulkan bahwa Socrates dianggap menyesatkan rakyat sehingga harus dihukum mati dengan cara meminum racun pada abad 399SM. sanyangnya Socraates tidak meninggalkan tulisan apapun sehingga ajaran-ajarannya dapat dibaca melalui tulisan para muridnya seperi Plato. Kematian Socrates tidak berarti kematian ajaran-ajarannya. kematian dirinya justru menjadi awal kebangkitan ajaran-ajarannya dikalangan kaum muda Yunani Kuno.
Plato adalah salah satu murid Socrates yang mempopulerkan ajaran-ajaran gurunya. Plato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena, ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya meninggal ibunya menikah lagi dengan adik ayahnya Plato yang bernama Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang politikus, dan Plato banyak terpengaruh dengan kehadiran pamannya ini. Plato sudah mulai memperkenalakan ajaran tentang negara. menurut Plato, negara ideal menganut prinsip mementingkan kebajikan yang menurut Plato adalah pengetahuan. berangkat dari steatmen itulah Plato mengungkapkan bahwa pemimpin ang ideal adalah pemimpin yang berilmu pengetahuan yang pada saat itu disebut dengan filsuf sehingga dapat menempatkan benar dan salah pada tempatnya. Negara ideal menurut Plato juga didasarkan pada prinsip larangan kepemilikan pribadi baik dalam bentuk harta, keluarga, anak maupun istri. hal ini dimaksudkan agar tidak tercipta egoisme yang akan menyebabkan erosif dan destruktif bagi negara dan penyebab utama disintegrasi. dengan hak atas kepemilikan pribadi menurutnya akan menciptakan kecemburuan dan kesenjangan sosial dan menjadikan setiap orang berusaha menumpuk kekayaan dan milik pribadi tanpa batas. Uang, anak, wanita adalah milik negara. anak yang baru lahir tidak perlu tahu siapa ayah dan ibunya. dia dipelihara oleh negara dan digembleng dengan berbagai macam ketrampilan baik ilmu pengetahuan dan ilmu kemiliteran. Negara ideal menurut Plato tidak memperkenankan adanya lembaga perkawinan. tidak seorangpun boleh memiliki istri. istri adalah milik kolektif. hal ini diakibatkan lembaga perkawinan telah menciptakan adaya pembedaan antara laki-laki dan perempuan. baik laki-laki maupun perempuan bagi Plato sama saja. karena jika dilatih hasilnya akan sama antara laki-laki dan perempuan. Plato sudah mengenalkan kesetaraan Gender meskipun masih bersifat primitif. semua pemikiran Plato yang anti individualisme ini bermuara pada pengabdiannya kepada Negara. kehancuran Athena menurut Plato bukan semata-mata karen faktor external melainkan juga karena faktor internal yaitu perpecahan, disintegrasi dan disorientasi politik. sehingga pemerintahan yang ideal menurut Plato adalah sistem kenegaraan yang otoriter. Tokoh yang ketiga adalah Aristoteles
yang merupakan murid dari Plato yang pemikirannya merupakan suatu bentuk pemberontakan terhadap gagasan Plato. Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. menurut Aristoteles manusia adalah Zoon Politicon atau mahluk yang berpolitik. Aristoteles menganalogikan negara seperti organisme tubuh. Negara lahir dalam bentuknya yang sederhana kemudian berkembang menjadi kuat dan dewasa setelah itu hancur dan tenggelam dalam sejarah. negara terdiri dari berbagai komponen-komponen. dari kumpulan keluarga, desa-desa dan persekutuan-persekutuan yang akhirnya membentuk suatu negara. terbentuknya negara karena interaksi manusia yang saling membutuhkan. mengenai ukuran negara hendaknya jangan terlalu kecil karen kan mudah diserang dan dihancurkan oleh negara lain dan jangan terlalu luas karena akan menyebabkan kesulitan mengkoordinasikan. Negara menurut aristoteles memiliki tujuan mulia yaitu mensejahterakan seluruh warganegara. Aristoteles membenarkan adanya hak milik individu. Hak milik menjadi penting karena memberikan tanggungjawab bagi seseorang untuk mempertahankan kelangsungan hidup sosial. Sehingga ada keinginan mempertahankan kekayaan dari serangan luar yang membuat secara tidak langsung rakyat juga memikirkan keamanan negara demi kelangsungan hidup mereka. Lembaga perkawinan diperlukan untuk melindungi kaum wanita dari kejahatan laki-laki. Karena bagi Plato perempuan atau wanita merupakan mahluk yang tidak sempurna dan memiliki banyak kelemahan sehingga harus dilindungi melalui lembaga perkawinan. Aristoteles adalah tokoh yang mulai memperkenalkan beberapa bentuk negara yaitu Monarkhi dengan bentuk buruknya Tirani, Aristokrasi dengan bentuk buruknya Oligarki dan Politea dengan bentuk buruknya Demokrasi.


Daftar Pustaka
http://masadmasrur.blog.co.uk/2008/11/27/socrates-plato-dan-aristoteles-5119740/
Akhmad Suhelmi. 2007. Pemikiran Politik Barat. Garmedia Pustaka Utama. Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Socrates

Read more »

Selasa, 22 Maret 2011

Niccolo di Bernardo dei Machiavelli (1469 – 1527)

Niccolo di Bernardo dei Machiavelli
(1469 – 1527)


Machiavelli dilahirkan di Florence pada 3 Mei 1469. Machiavelli anak dari seorang lawyer kaya, serta tumbuh di lingkungan budaya Florence yang sedang mekar, serta kekuasaan politik yang genius dari Lorenzo de’Medici. Machiavelli muda menjadi murid seorang guru bahasa latin, Paolo da Ronciglione. Dia kemuadian masuk Universitas di Florence dan mempelajari masalah-masalah humanisme.

Machiavelli hidup pada masa puncak perkembangan kebudayaan di Florence hingga mulai mengalami kemunduran. Periode tersebut diwarnai dengan instabilitas politik, ketakutan, invansi, intrik, termasuk kerajaan Vatikan, yang semuanya masuk dalam kancah perang politik Eropa terseret oleh dua negara besar, yaitu Spanyol dan Perancis.

Dia juga menyaksikan senja kala kekuasaan Medici pada saat Piero de’Medici diturunkan oleh Biarawan Dominican, Savanarola yang mendirikan Republik Florentine pada 1484. Selanjutnya, Republik kedua dibangun oleh Soderini pada 1498 setelah menjatuhkan Savanarola. Pada republik kedua inilah Machiavelli memulai karir sebagai sekretaris hingga dihancurkan oleh Spanyol pada 1512 yang mengembalikan kekuasaan Medici. Pada masa republik kedua ini, Machiavelli menjadi second chancellor dan sekretaris dari Chancellor Adriani. Machiavelli pada periode ini pernah ditugaskan ke Forli untuk menegosiasikan keberlanjutan hutang dengan Catherine Sforza pada 1499. Pada 1500, dikirim ke Perancis dan bertemu dengan Louis XII serta Kardinal Rouen. Pada 1502 dikirim ke Romagna sebagai duta untuk Cesare Borgia di mana pada saat itu Machiavelli menjadi saksi pembunuhan Borgia. Pengalamannya terhadap sosok Borgia ini mempengaruhi pemikiran politik Machiavelli.

Pada 1503, Machiavelli kembali ke Florence dan tahun berikutnya, 1504, menjalankan misi keduanya ke Perancis. Selain karir di bidang diplomatik, Machiavelli juga pernah menyampaikan suatu rencana reorganisasi militer kepada penguasa Pierre Sordini, dan diterima pada 1506. Pada 1508 dikirim kembali ke Bolzano untuk menemui Emperor Maximilian, serta pada 1510 kembali dikirim ke Perancis.

Pada saat Medici kembali berkuasa pada 1512, Machiavelli ikut dalam kejatuhan patronnya. Pada masa kekuasaan Medici ini, Machiavelli dapat dikatakan tidak memiliki komitmen atau jalur politik tertentu. Dia selalu tidak dapat dilihat sebagai pendukung politik tertentu. Dia bekerja dengan baik tanpa memerdulikan situasai politik kekuasaan. Namun, pemerintahan Medici tidak pernah mempercayai Machiavelli secara penuh karena pernah menjadi pejabat penting pada masa republik. Akhirnya, Machiavelli ditahan atas tuduhan konspirasi pada 1513 dan mendapatkan siksaan karena menolak semua tuduhan tersebut serta diasingkan di San Casciano. Walaupun akhirnya dimaafkan, namun diharuskan untuk berhenti dari kehidupan publik dan mencurahkan perhatian pada kesusateraan sehingga melahirkan karya-karya seperti Discourse on Livy, the Prince, the History of Florence, dan dua naskah drama.

Pada 1519, Machiavelli menjadi konsultan bagi Medici untuk pembuatan konstitusi baru Florence seperti yang ditawarkannya dalam Discources. Pada 1521 hingga 1525 Machiavelli diangkat dalam jasa diplomatik dan sebagai penulis sejarah. Setelah kekalahan Perancis di Pavia (1525), Italia tidak lagi memiliki harapan sebelum pasukan Charles V mengalami kemajuan, dan Machiavelli berusaha menghindari Florence dari invansi pasukan yang sedang dalam perjalanan menuju Roma. Pada Mei 1527, rakyat Florence kembali memaksa Medici keluar dari Florence dan memproklamasikan berdirinya republik, namun Machiavelli, kecewa karena tidak mendapatkan kesempatan dalam gerakan pembebasan, serta telah mengalami penurunan kesehatan hingga meninggal pada 20 Juni 1527.
Terdapat tiga pandangan berbeda terhadap Machiavelli dilihat dari karya-karyanya. Pandangan pertama, menyatakan bahwa Machiavelli adalah pengajar kejahatan atau paling tidak mengajarkan immoralism dan amoralism. Pandangan ini dikemukakan oleh Leo Strauss (1957) karena melihat ajaran Machiavelli menghindar dari nilai keadilan, kasih sayang, kearifan, serta cinta, dan lebih cenderung mengajarkan kekejaman, kekerasan, ketakutan, dan penindasan.

Pandangan kedua, merupakan aliran yang lebih moderat dipelopori oleh Benedetto Croce (1925) yang melihat Machiavelli sekadar seorang realis atau pragmatis yang melihat tidak digunakannya etika dalam politik. Padangan ketiga yang dipelopori oleh Ernst Cassirer (1946), yang memahami pemikiran Machiavelli sebagai sesuatu yang ilmiah dan cara berpikir seorang scientist. Dapat disebutkan sebagai “Galileo of politics” dalam membedakan antara fakta politik dan nilai moral (between the facts of political life and the values of moral judgment).
***

Inovasi Machiavelli dalam buku Discourses on Livy dan The Prince adalah memisahkan teori politik dari etika. Hal itu bertolakbelakang dengan tradisi barat yang mempelajari teori politik dan kebijakan sangat erat kaitannya dengan etika seperti pemikiran Aristoteles yang mendefinisikan politik sebagai perluasan dari etika. Dalam pandangan barat, politik kemudian dipahami dalam kerangka benar dan salah, adil dan tidak adil. Ukuran-ukuran moral digunakan untuk mengevaluasi tindakan manusia di lapangan politik. Saat itu, Machiavelli telah menggunakan istilah la stato, yang berasal dari istilah latin status, yang menunjuk pada ada dan berjalannya kekuasaan dalam arti yang memaksa, tidak menggunakan istilah dominium yang lebih menunjuk pada kekuasaan privat.

Buku-buku abad pertengahan memberikan kepercayaan bahwa penggunaan kekuasaan politik hanya dibenarkan jika dimiliki oleh orang-orang yang memiliki karakter memenuhi nilai-nilai luhur. Jika pemegang kekuasaan menginginkan kedamaian dan tetap menduduki jabatannya, harus bertindak sesuai dengan standar kebaikan dan etika. Mereka hanya akan dipatuhi sepanjang menunjukkan pemenuhan nilai-nilai moral.

Adalah Machiavelli yang pertama kali mendiskusikan fenomena sosial politik tanpa merujuk pada sumber-sumber etis ataupun hukum. Inilah pendekatan pertama yang bersifat murni scientific terhadap politik. Bagi Machiavelli, politik hanya berkaitan dengan satu hal semata, yaitu memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Hal lainnya, seperti agama dan moralitas, yang selama ini dikaitkan dengan politik sesungguhnya tidak memiliki hubungan mendasar dengan politik, kecuali bahwa agama dan moral tersebut membantu untuk mendapat dan mempertahankan politik. Keahlian yang dibutuhkan untuk mendapat dan melestarikan kekuasaan adalah perhitungan. Seorang politikus mengetahui dengan benar apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dikatakan dalam setiap situasi.

Machiavelli mengakui bahwa hukum yang baik dan tentara yang baik merupakan dasar bagi suatu tatatan sistem politik yang baik. Namun karena paksaan dapat menciptakan legalitas, maka dia menitikberatkan perhatian pada paksaan. Karena tidak akan ada hukum yang baik tanpa senjata yang baik, maka Machiavelli hanya akan membicarakan masalah senjata. Dengan kata lain, hukum secara keseluruhan bersandar pada ancaman kekuatan yang memaksa. Otoritas merupakan hal yang tidak mungkin jika terlepas dari kekuasaan untuk memaksa. Oleh karena itu, Machiavelli menyimpulkan bahwa ketakutan selalu tepat digunakan, seperti halnya kekerasan yang secara efektif dapat mengontrol legalitas. Seseorang akan patuh hanya karena takut terhadap suatu konsekuensi, baik kehilangan kehidupan atau kepemilikan. Argumentasi Machiavelli dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa politik secara keseluruhan dapat didefinisikan sebagai supremasi kekuasaan memaksa. Otoritas adalah suatu hak untuk memerintah.

Dalam the Prince digambarkan cara-cara agar seorang individu dapat memperoleh dan mempertahankan kekuasaan negara. Situasi sosial dan politik dalam buku tersebut dilukiskan dalam kondisi yang sangat tidak dapat diprediksi dan mudah berubah. Hanya orang hebat dengan pikiran penuh perhitungan yang dapat menaklukkan kondisi sosial politik tersebut. Penolakan Machiavelli terhadap penghakiman etis dalam politik mengakibatkan pemikirannya disebut sebagai pemikiran renaisance yang anti-Christ.

Citra Machiavelli yang menentang kekuasaan gereja juga terlihat dalam buku the Discourse yang secara jelas menyatakan bahwa bahwa Kristianitas konvensional melemahkan manusia dari kekuatan yang diperlukan untuk menjadi masyarakat sipil yang aktif. Dalam the Prince juga terdapat penghinaan, disamping penghormatan, terhadap kondisi gereja dan kepausan pada saat itu. Pandangan-pandangan Machiavelli mengakibatkan beberapa penulis seperti Sullivan (1996) dan Anthony Parel (1992) berpendapat bahwa Machiavelli adalah penganut agama pagan seperti masyarakat Romawi kuno.

Untuk memahami pemikiran Machiavelli, negara tidak boleh dipikirkan dalam kaca mata etis, tetapi dengan kaca mata medis. Pada saat itu, Italia sedang menderita dan menyedihkan, sedangkan Florentine dalam bahaya besar. Untuk itu negara harus dibuat menjadi kuat bukan dengan pendekatan etis tetapi medis. Rakyat yang berkhianat harus diamputasi sebelum menginfeksi seluruh negara (seditious people should be amputated before they infect the whole state). Machiavelli melihat politik seperti kondisi medan perang yang harus ditaklukkan.

Nilai (virtú), dalam bahasa Machiavelli dipahami sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keinginannya dalam situasi sosial yang berubah melalui kehendak yang kuat, kekuatan, serta perhitungan dan strategi yang brilliant. Bahkan, untuk mendapatkan cinta seorang perempuan (Fortune), seorang raja yang idela tidak meminta atau memohon, tetapi mengambilnya secara fisik dan melakukan apapun yang dia mau. Skandal tersebut melambangkan potensi manusia yang sangat kuat di lapangan politik.

Virtú, dalam konsepsi Machiavelli adalah kualitas personal yang dibutuhkan oleh seorang raja untuk mengelola negaranya dan meningkatkan kekuasaannya. Raja harus memiliki kualitas virtú yang paling tinggi, bahkan jika dibutuhkan untuk dapat bertindak sangat jahat. Untuk dapat menjadi seseorang yang memiliki kualitas virtú, raja harus bersifat fleksibel (flexible disposition). Orang yang sesuai untuk memegang kekuasaan menurut Machiavelli adalah seseorang yang dapat melakukan berbagai tindakan dari yang baik hingga yang buruk. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan Virtú adalah segala hal yang terkait dengan kekuasaan. Penguasa Virtú dituntut untuk memiliki kompetensi menjalankan kekuasaan. Memiliki Virtú berarti memiliki kemampuan atas segala aturan yang terkait dengan menjalankan kekuasaan secara efektif. Virtú adalah kekuasaan politik.

Konsepsi lain yang menghubungkan antara Virtú dengan pelaksanaan kekuasaan yang efektif adalah Fortuna. Fortuna adalah musuh dari tatanan politik, merupakan ancaman bagi keselamatan dan keamanan negara. Penggunaan konsep fortuna ini menimbulkan banyak perdebatan. Secara konvensional, fortuna diartikan sebagai keramahan, sesuatu yang lunak dan tidak berbahaya, tetapi juga sifat ketuhanan yang berubah-ubah sebagai sumber dari kebaikan sekaligus keburukan manusia. Sedangkan Machiavelli mengartikan fortuna sebagai kedengkian dan sumber kesengsaraan manusia yang tidak dapat ditoleransi (uncomprommising fount of human misery), penderitaan, dan musibah. Jika fortuna menentukan kemajuan yang dicapai umat manusia, maka tidak ada seorangpun yang dapat bertindak secara efektif berhadapan dengan ketuhanan.

Dia menggambarkan fortuna menyerupai “satu dari sungai kita yang merusak, yang pada saat marah akan mengubah daratan menjadi danau, meruntuhkan pohon dan bangunan, mengambil dunia dari satu titik dan meletakkannya pada titik lain; semua orang melarikan diri sebelum banjir; semua orang marah dan tidak ada yang dapat menolak” (one of our destructive rivers which, when it is angry, turn the plains into lakes, throws down the trees and buildings, takes earth from one spot, puts it in another; everyone flees before the flood; everyone yields to its fury and nowhere can repel it). Kemarahan dan musibah tersebut tidak berarti berada di luar kekuasaan manusia. Sebelum hujan tiba, masih mungkin untuk melakukan sesuatu untuk mengalihkan atau mengubah konsekuensinya. Gambaran tersebut dikemukanan oleh Machiavelli untuk menyatakan bahwa fortuna dapat diatasi oleh manusia, namun harus dengan persiapan dengan Virtú dan kebijakan.

Kesuksesan politik bergantung kepada apresiasi berjalannya fortuna. Pengalaman Machiavelli mengajarkan bahwa adalah lebih baik bergerak cepat (impetuous) dari pada berhati-hati, karena fortuna adalah seorang perempuan dan diperlukan untuk menempatkannya di bawah kita, mengacaukan dan menganiayanya. Dengan kata lain, fortuna menuntut respon kekerasan dari mereka yang hendak mengontrolnya.
***

Jika buku the Prince banyak menimbulkan perdebatan, maka tidak demikian halnya dengan buku the Discourses on the Ten Books of Titus Livy yang oleh banyak ahli dipandang mewakili komitmen dan kepercayaan politik pribadi Machiavelli, khususnya terhadap republik. Dalam semua karyanya, secara konsisten Machiavelli membagi tatanan kehidupan sipil dan politik menjadi yang bersifat minimal dan yang penuh yang mempengaruhi pencapaian kehidupan bersama.

Tatanan konstitusional yang minimal adalah di mana subyek hidup dengan aman (vivere sicuro), diatur oleh pemerintah yang kuat yang senantiasa mengawasi perkembangan bangsawan dan rakyatnya, namun diimbangi dengan mekanisme hukum dan institusional lainnya. Sedangkan tatanan konstitusional yang penuh, tujuan tatanan politik adalah untuk kebebasan masyarakat (vivere libero) yang diciptakan secara aktif oleh partisipasi dan interaksi antara kaum bangsawan dan rakyat.

Selama kariernya sebagai sekretaris dan diplomat pada Republik Florentine, Machiavelli mendapatkan pengalaman di lingkungan inti pemerintahan Perancis yang menurut pandangannya adalah model konstitusional minimal (the “secure” [but not free] polity). Machiavelli melihat kerajaan Perancis dan Rajanya memiliki dedikasi terhadap hukum. Dia menyatakan bahwa kerajaan Perancis merupakan kerajaan yang pada saat itu paling baik pengaturan hukumnya. Raja Perancis dan para bangsawan yang berkuasa dikontrol oleh aturan hukum yang dilaksanakan oleh otoritas independen dari parlemen. Oleh karena itu, kesempatan adanya tindakan tirani yang tak terkendali dapat dieliminasi.

Bagaimanapun bagusnya penataan dan kepatuhan hukum dalam rezim yang demikian, menurut pandangan Machiavelli tidak sesuai dengan vivere libero. Sepanjang terdapat kehendak publik untuk mendapatkan kebebasannya, raja yang tidak dapat memenuhinya harus meneliti apa yang dapat membuat mereka menjadi bebas. Dia menyimpulkan bahwa beberapa individu menginginkan kebebasan hanya untuk dapat memerintah yang lain. Sebaliknya, sebagian besar mayoritas rakyat mengalami kebingungan antara kebebasan dan keamanan, membayangkan bahwa keduanya adalah identik. Namun ada juga yang menginginkan kebebasan untuk tujuan hidup dengan aman (vivere sicuro).Machiavelli kemudian menyatakan bahwa rakyat hidup dengan aman (vivere sicuro) tanpa alasan lain dibanding dengan rajanya yang terikat hukum guna memberikan keamanan bagi seluruh rakyat. Karakter kepatuhan terhadap hukum dari rezim Perancis adalah untuk memastikan keamanan, namun keamanan tersebut jika diperlukan tidak boleh dicampurkan dengan kebebasan. Inilah batasan dari aturan dari monarkhi, bahkan untuk kerajaan yang paling baik, tidak akan dapat menjamin rakyatnya dapat diperintah dengan tenang dan tertib.
Inti pemikiran politik Machiavelli adalah kekuasaan, bagaimana kekuasaan ini diraih dan dipertahankan. Sumber kekuasaan bagi Machiavelli adalah negara, oleh karena itu negara dalam pandangannya memiliki kedaulatan dan kedudukan tertinggi. Namun pemikirannya mengenai bentuk negara ini bukanlah negara demokrasi seperti yang sedang menjadi kecenderungan sekarang ini. Yang menjadi perhatian Machiavelli tentang bentuk negara ini adalah, kekuasaan despotik, kolonial, dan aneksasi. Pemikiran ini tampaknya sudah tidak bisa dipakai karena sangat bertentangan dengan demokrasi dan kesamaan derajat antara bangsa-bangsa. Selain itu, sebagian pemikirannya tampak diwarnai ide kekerasan, kelicikan, dan egoisme dalam rangka meraih dan mempertahankan kekuasaan. Namun apakah seluruh pemikirannya sudah tidak sesuai zaman dan tidak terpakai lagi. Apakah sebenarnya masih ada, paling tidak unsur-unsur pemikirannya yang masih bisa diterapkan dalam praktek negara demokrasi.

Sebenarnya tidak seluruh pemikiran Machiavelli tidak terpakai lagi. Banyak unsur-unsur pemikirannya yang bisa diterapkan dalam praktek negara demokrasi. Tentu saja ajaran-ajarannya tentang kekerasan seperti menumpas habis seluruh keluarga penguasa lama, bertindak jahat jika diperlukan, sudah tidak bisa dipraktekan lagi. Namun ajaran-ajaran lainnya dalam hal strategi untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan, sejauh masih dalam koridor peraturan perundangan yang berlaku, tentu saja masih layak untuk dipraktekkan.

Meraih Kekuasaan

Kekuasaan menurut Machiavelli merupakan alat yang mengabdi pada kepentingan negara. Kekuasaan, dalam hal ini kekuasaan militer, juga merupakan dasar negara yang utama, bahkan melampaui hukum. Oleh karena itu, ajaran Machiavelli dinamakan ajaran tentang “kepentingan Negara” (staatraison). Jadi, negara adalah tujuan akhir dari kekuasaan. Bahkan demi tujuan akhir tersebut, Machiavelli mengabaikan tujuan-tujuan lainnya, seperti keadilan, kebebasan, dan kebaikan bagi warga negara. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan etika kekuasaan di negara demokrasi dimana rakyat adalah tema sentral dari kekuasaan.

Namun ada unsur pemikiran Machiavelli yang masih relevan dengan konteks negara demokrasi, yaitu, dalam hal bagaimana meraih kekuasaan. Seseorang dapat meraih kekuasaan, menurut Machiavelli apabila dalam dirinya terdapat dua hal, yaitu, keberuntungan (fortuna) dan kecerdikan (virtu). Keberuntungan menentukan separuh dari dapat diraihnya kekuasaan, separuh lainnya, atau hampir sebanyak itu, ditentukan oleh kecerdikan individu tersebut. Digambarkan olehnya bahwa manusia harus mempersiapkan diri dengan virtunya agar ketika “banjir” keberuntungan itu datang, dia telah siap untuk menghadapinya dan menggunakan keberuntungan tersebut sebaik-baiknya demi meraih kekuasaan.

Ada kecenderungan bahwa orang yang kekuasaannya lebih didasarkan pada kecerdikan, lebih kuat kedudukannya. Semakin orang tidak mengandalkan keberuntungan, akan semakin kuat kedudukannya. Sebaliknya, orang yang meraih kekuasaan lebih karena keberuntungan sehingga didapatkannya tanpa usaha keras, akan mengalami kesulitan besar dalam usahanya mempertahankan kekuasaan.

Mempertahankan Kekuasaan

Dalam era demokrasi pun banyak unsur pemikiran Machiavelli tentang mempertahankan kekuasaan yang layak untuk dipakai, namun tentunya dengan penyesuaian berupa penghalusan cara-cara tindakan. Misalnya, pemikirannya tentang seorang penguasa harus mengetahui bagaimana menggunakan sifat manusia dan sifat binatang, dan bahwa menggunakan salah satu tanpa yang lainnya tidak akan dapat bertahan. Kedua sifat ini memang harus dimiliki penguasa. Dalam hal sifat binatang, Machiavelli mengatakan bahwa seorang penguasa harus menjadi rubah agar mengenal perangkap-perangkap dan menjadi singa untuk menghalau serigala-serigala. Jelas sifat ini perlu dimiliki penguasa sebab dalam politik di era demokrasi ini terdapat banyak perangkap-perangkap dan ancaman-ancaman dari lawan-lawan politik. Sifat binatang ini hanya dipakai apabila terdapat ancaman bagi kelangsungan kekuasaan, diluar kondisi itu, penguasa sepatutnya kembali bersifat manusia. Untuk menghindari datangnya perangkap dan ancaman, dapat diantisipasi dengan beberapa cara, misalnya, tidak menambah kekuasaan seseorang (bawahan) yang sudah kuat, tidak memasukkan orang yang terlalu kuat ke dalam jajaran kabinet, kalau seandainya ada seseorang yang menjadi terlalu kuat di dalam kabinet sehingga berpotensi melampaui kekuasaannya, sebaiknya diberhentikan.

Pemikiran Machiavelli lainnya yang masih layak dipakai dalam praktek negara demokrasi adalah berupa nasehat-nasehat. Tentang hubungannya dengan militer, Machiavelli mengatakan bahwa seorang penguasa ideal ialah seorang penguasa yang harus sanggup menjadi panglima militer yang cakap dan trampil serta yang benar-benar dapat mengendalikan angkatan perang dengan baik. Penguasa dalam negara demokrasi adalah juga seorang panglima tertinggi dalam angkatan perang, maka penguasa harus bisa menunjukkan perannya dan bisa mengendalikan militer sebaik-baiknya. Selain itu, penguasa yang kuat adalah mereka yang mempunyai pasukan yang besar atau bisa menghimpun angkatan perang yang mampu menghadapi setiap ancaman kedaulatan negara.

Mengenai tingkah laku penguasa, Machiavelli mengatakan bahwa penguasa sepatutnya terlihat dan sungguh-sungguh berbelas kasihan, setia, manusiawi, jujur, dan religius. Seorang penguasa harus berhati-hati agar tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun yang tidak termasuk dalam kelima kualitas tingkah laku tersebut. Selain itu seorang penguasa harus menghindari hal-hal yang akan membuat ia dibenci atau diremehkan. Ia akan dibenci apabila ia serakah, dan merampas harta milik dan wanita-wanita rakyatnya.

Melihat realitas kebanyakan kasus pilkada di Indonesia yang bermasalah, maka dapat dilihat bahwa relevansi dari pemikiran Machiavelli dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan di daerah-daerah di Indonesia masih terpakai.


sumber: Jurnal Konstitusi vol. 4 no. 3 (september 2007) hal. 169-176 dan Team Redaksi Fakfakinfo
Read more »

Senin, 21 Februari 2011

Pendekatan-Pendekatan Dalam Sistem Politik

Pendekatan Teori Behavioral Sistem Politik

David Easton (1953), seorang ilmuwan politik dari Harvard University, memperkenalkan pendekatan analisa sistem sebagai metode terbaik dalam memahami politik. Sebagai pendukung setia aliran behavioralisme, Easton berusaha keras mengantarkan politik menjadi ilmu setara dengan ilmu alam dengan mengembalikannya ke dalam kaidah-kaidah saintifik seperti generalisasi, abstrak, validitas, dan sebagainya untuk mengukur tingkah laku politik seseorang. Hasrat kuat untuk memunculkan politik sebagai ilmu pengetahuan (science) ditempuh dengan cara menciptakan model abstrak, mempolakan rutinitas dan proses politik secara umum. Model seperti ini menurut Easton, memiliki tingkat abstraksi saintifik sangat tinggi, sehingga generalisasi politik sebagai ilmu akan tercapai. Menurut Easton, politik harus dilihat secara keseluruhan, bukan hanya berdasarkan kumpulan dari beberapa masalah yang harus dipecahkan.

Easton menganggap politik sebagai organisme, memperlakukannya sebagai mahluk hidup. Teori Easton berisi pernyataan tentang apa yang membuat sistem politik beradaptasi, bertahan dan bereproduksi, dan terutama, berubah. Easton menggambarkan politik dalam keadaan selalu bergejolak, menolak ide “equilibrium,” yang mempengaruhi teori politik masa kini (lihat teori institusionalisme). Lebih jauh, Easton menolak ide bahwa politik dapat dipelajari dengan melihat berbagai tingkatan analisis. Oleh karena itu, abstraksi Easton dapat diterapkan untuk kelompok apapun pada waktu kapanpun.

Hasil karya pemikiran Easton mengenai model sistem politik dapat ditemukan di tiga volume buku yaitu: “The Political System” (1964); “A Framework for Political Analysis” (1965); dan yang paling penting adalah “A Systems Analysis of Political Life” (1979).

Fokus perhatian Easton bersumber pada pertanyaan mengenai bagaimana mengelola sistem politik agar tetap utuh dalam situasi dunia yang penuh gejolak dan rentan pada perubahan. Dalam menjawab pertanyaan ini, Easton meyakini akan pentingnya melakukan penelitian akan bagaimana sistem politik berinteraksi dengan lingkungannya, baik di dalam maupun di luar lingkup masyarakat.,

Secara sederhana Easton mengungkapkan bahwa memahami sistem politik sama seperti halnya memahami sistem lain seperti ekonomi, yang kesemuanya merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar. Namun demikian, sistem politik menurut pandangan Easton bersifat khusus, karena memiliki kekuatan membuat keputusan yang mengikat semua anggota dalam sistem.

Perbedaan satu sistem politik dengan sistem politik lainnya dapat dipisahkan melalui tiga dimensi: polity, politik, dan policy (kebijakan). Polity diambil dari dimensi formal politik, yaitu, struktur dari norma, bagaimana prosedur mengatur institusi mana yang semestinya ada dalam politik. Politik dari dimensi prosedural lebih mengarah pada proses membuat keputusan, mengatasi konflik, dan mewujudkan tujuan dan kepentingan. Dimensi ini melingkupi beberapa isu klasik yang berkaitan dengan ilmu politik, seperti siapa yang dapat memaksakan kepentingannya? mekanisme seperti apa yang berlangsung dalam menangani konflik? dsbnya. Dan terakhir adalah policy sebagai dimensi politik, melihat substansi dan cara pemecahan masalah berikut pemenuhan tugas yang dicapai melalui sistem administratif, menghasilkan keputusan yang mengikat bagi semua. Easton berpendapat bahwa definisi politik dari ketiga dimensi ini terbukti lebih efektif, terutama untuk memahami realitas politik dalam upaya memberikan pendidikan politik.

Fokus pendekatan sistem berawal pada adanya tuntutan, harapan, dan dukungan, sebagai prasyarat sebelum memasuki proses konversi dalam sistem politik. Setelah melalui proses konversi barulah keluar keputusan mengikat seluruh anggota masyarakat dalam bentuk hukum ataupun perundangan. Hukum dan perundangan tersebut, pada gilirannya, akan menciptakan reaksi berupa opini dalam masyarakat, menghasilkan masukan baru, dan kembali menciptakan tuntutan dan atau dukungan baru.

Easton memandang sistem politik sebagai tahapan pembuatan keputusan yang memiliki batasan (misal, semua sistem politik mempunyai batas yang jelas) dan sangat luwes (berubah sesuai kebutuhan). Model sistem politik terdiri dari fungsi input, berupa tuntutan dan dukungan; fungsi pengolahan (conversion); dan fungsi output sebagai hasil dari proses sistem politik.

Keuntungan metode ini terdapat pada keistimewaannya menggabungkan berbagai aspek dan elemen politik ke dalam teori analisa sistem. Proses penggabungan akan membuka peluang untuk melembagakan aneka realitas politik yang rumit dan kemudian mensistemasikannya dalam sistem, tanpa melupakan politik yang sifatnya multidimensi.
Namun demikian, teori Easton memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena: (1) sifatnya yang mutlak; (2) teori menjunjung tinggi kestabilan, kemudian gagal menjelaskan mengapa sistem dapat hancur atau konflik; (3) teori menolak setiap kejadian atau masukan dari luar yang akan mendistorsi sistem. Dengan kata lain, pendangan Easton menyarankan bahwa setiap sistem politik dapat diisolasi dari yang lainnya (lihat otonomi, kedaulatan); (4) teori ini mengingkari keberadaan suatu negara; (5) teori bersifat mekanistik, dengan demikian melupakan diferensiasi sistem yang timbul akibat variasi. (lihat autoriarianianisme).

Berangkat dari kelemahan tersebut, lahirlah kemudian turunan teori sistem politik Almond dengan pendekatan struktural-fungsional, meninjau sistem politik suatu negara dari struktur dan fungsi institusi yang ada sebagai suatu bagian integral dari sistem politik dunia. Dalam hal ini sistem politik tidak memungkiri adanya pengaruh sistem politik dunia yang dominan seperti halnya negara-negara adidaya, contoh: Amerika Serikat sebagai kekuatan dunia satu-satunya pasca kejatuhan Uni Soviet di tahun 1991.

Oleh karena itu, pendekatan struktural-fungsional sistem politik akan melengkapi pemahaman terhadap sistem politik yang sudah terlebih dulu dirumuskan oleh Easton.

Pendekatan Teori Struktural-Fungsional Sistem Politik

Di tahun 1970-an, ilmuwanpolitik Gabriel Almond dan Bingham Powell memperkenalkan pendekatan struktural-fungsional untuk membandingkan sistem politik (comparative politics). Mereka berargumen bahwa memahami suatu sistem politik, tidak hanya melalui institusinya (atau struktur) saja, melainkan juga fungsi mereka masing-masing. Keduanya juga menekankan bahwa institusi-institusi tersebut harus ditempatkan ke dalam konteks historis yang bermakna dan bergerak dinamis, agar pemahaman dapat lebih jelas. Ide ini berseberangan dengan pendekatan yang muncul dalam lingkup perbandingan politik seperti: teori negara-masyarakat dan teori dependensi.

Almond (1999) mendefinisikan sistem sebagai suatu obyek, memiliki bagian yang dapat digerakan, berinteraksi di dalam suatu lingkungan dengan batas tertentu. Sedangkan sistem politik merupakan suatu kumpulan institusi dan lembaga yang berkecimpung dalam merumuskan dan melaksanakan tujuan bersama masyarakat ataupun kelompok di dalamnya. Pemerintah atau negara merupakan bagian dari pembuat kebijakan dalam sistem politik.

Seperti telah disampaikan sebelumnya, teori ini merupakan turunan dari teori sistem Easton dalam konteks hubungan internasional. Artinya pendekatan struktural-fungsional merupakan suatu pandangan mekanis yang melihat seluruh sistem politik sama pentingnya, yaitu sebagai subyek dari hukum “stimulus dan respon” yang sama—atau input dan output. Pandangan ini juga memberikan perhatian cukup terhadap karakteristik unik dari sistem itu sendiri.

Pendekatan struktural-fungsional sistem disusun dari beberapa komponen kunci, termasuk kelompok kepentingan, partai politik, lembaga eksekutif, legislatif, birokrasi, dan peradilan. Menurut Almond, hampir seluruh negara di jaman moderen ini memiliki keenam macam struktur politik tersebut. Selain struktur, Almond memperlihatkan bahwa sistem politik terdiri dari berbagai fungsi, seperti sosialisasi politik, rekrutmen, dan komunikasi.

Sosialisasi politik merujuk pada bagaimana suatu masyarakat mewariskan nilai dan kepercayaan untuk generasi selanjutnya, biasanya melibatkan keluarga, sekolah, media, perkumpulan religius, dan aneka macam struktur politik yang membangun, menegakan, dan mentransform pentingnya perilaku politik dalam masyarakat. Dalam terminologi politik, sosialisasi politik merupakan proses, dimana masyarakat menanamkan nilai-nilai kebajikan bermasyarakat, atau prinsip kebiasaan menjadi warga negara yang efektif. Rekrutmen mewakili proses dimana sistem politik menghasilkan kepentingan, pertemuan, dan partisipasi dari warga negara, untuk memilih atau menunjuk orang untuk melakukan aktifitas politik dan duduk dalam kantor pemerintahan. Dan komunikasi mengacu pada bagaimana suatu sistem menyampaikan nilai-nilai dan informasi melalui berbagai struktur yang menyusun sistem politik.

Dalam sistem politik Almond, kedudukan pemerintah sangat vital, mulai dari membangun dan mengoperasikan sistem pendidikan, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sampai terjun dalam peperangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pemerintah memiliki lembaga-lembaga khusus yang disebut struktur, seperti parlemen, birokrasi, lembaga administratif, dan pengadilan, yang melakukan fungsi khusus pula, sehingga pemerintah dapat dengan leluasa merumuskan, melaksanakan, dan menegakan kebijakan.

Struktur harus dikaitkan dengan fungsi, sehingga kita dapat memahami bagaimana fungsi berproses dalam menghasilkan kebijakan dan kinerja. Fungsi proses terdiri dari urutan aktifitas yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan dan implementasinya dalam tiap sistem politik, antara lain: artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan kebijakan, dan implementasi dan penegakan kebijakan. Proses fungsi perlu dipelajari karena mereka memainkan peranan dalam mengarahkan pembuatan kebijakan. Sebelum kebijakan dirumuskan, beberapa individu ataupun kelompok dalam pemerintahan atau masyarakat harus memutuskan apa yang mereka butuhkan dan harapkan dari politik. Proses politik dimulai ketika kepentingan tersebut diungkapkan atau diartikulasikan.

Agar bekerja efektif, proses harus memadukan tuntutan (agregasi) ke dalam alternatif pilihan, seperti pajak lebih tinggi atau rendah atau jaminan sosial lebih tinggi atau kurang, dimana dukungan politik dapat dimobilisasi. Alternatif pilihan kebijakan kemudian disertakan. Siapapun yang mengawasi pemerintahan akan mendukung salah satu, baru kemudian pembuatan kebijakan mendapatkan legitimasi. Kebijakan harus ditegakkan dan diimplementasikan, dan apabila ada yang mempertanyakan ataupun melanggar harus melalui proses pengadilan.
Namun demikian, Almond menyadari bahwa pendekatan struktural-fungsional dalam memahami sistem masih banyak kekurangan. Almond kemudian mencontohkan hasil penelitian Theda Scokpol, mengenai studi sistem politik mencari penyebab terjadinya revolusi dengan mengamati perubahan politik di berbagai negara melalui perbandingan lembaga-lembaga yang ada pada periode historis ataupun rejim pemerintahan yang berbeda, sebagai alternatif, disamping pendekatan dynamic developmental atau pendekatan dinamika pembangunan sebagai pelengkap pendekatan struktural fungsional dalam memahami sistem politik.

Namun demikian, pendekatan struktural-fungsional ternyata belum cukup lengkap dalam menjelaskan fenomena perubahan politik yang ada. Faktor budaya politik (political culture) sebagai bagian penting dari sistem politik yang sangat berkaitan erat dengan sejarah perjalanan suatu bangsa. Terpisah dari siapa yang memaknai dan mendominasi bahasa sejarah, tetap nilai-nilai historis akan berperan penting sebagai pertanda lahirnya suatu peradaban ataupun budaya masyarakat tertentu.

Oleh karena itu penggabungan antara pendekatan analisa sistem, pendekatan struktural-fungsional dengan sejarah akan melengkapi pemahaman kita akan sistem politik Indonesia yang sedang dipelajari. Sehingga struktur dan fungsi terkandung dalam sistem politik sekarang: partai politik; kelompok kepentingan; lembaga eksekutif, lembaga legislatif; jajaran birokrasi; dan lembaga pengadilan dapat kita prediksi kecenderungannya di masa mendatang.
Read more »

Jumat, 18 Februari 2011

Pengertian Sistem, Politik, dan Sistem Politik indonesia

Sistem merupakan satu kesatuan dari berbagai macam unsur atau elemen yang membentuk keutuhan. berbagai Unsur dan Komponen ini saling berhubungan dan terkait satu sama lain dan memiliki fungsi yang saling melengkapi. sistem diibarakan seperti organisme dengan bagian-bagian anatomi yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila satu bagian lumpuh atau rusak, akan berpengaruh terhadap kestabilan bagian yang lain. sehinggaa dapat disimpulkan bahwa sistem mencakup semuanya seperti; cara, tata, rencana, skema, prosedur atau metode.
Politik merupakan cara, tata, rencana, skema, prosedur atau metode yang digunakan oleh seorang individu atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Politik berasal dari kata “ polis” (negara kota), yang kemudian berkembang menjadi berbagai kata dan pengertian dalam barbagai bahasa seperti kebijakan yang berhubungan dengan pa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh negara. Aristoteles dalam Politics mengatakan bahwa polis atau negara kota merupakan kesatuan yaitu sistem yang menyerupai organisme dan merupakan suatu bentuk asosiasi yang melakukan sesuatu untuk tujuan bersama.
Sistem Politik adalah segala kegiatan yang melalui proses tertentu dalam suatu struktur dan fungsi tertentu dalam kesatuan asosiasi (masyarakat/negara) untuk mencapai tujuan bersama. Menurut G. Almond, Sistem Politik merupakan interaksi yang terjadi dalam suatu masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan – hubungan antara manusia yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yanh menunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang)untuk mencapai tujuan bersama.
Read more »

Lezatnya Bersama Rumah Makan Prima Rasa Kota Banjar

Bingung Mencari Menu Makan Pagi, Siang atau malam?
Tak perlu repot Memasak,,,
Datang dan Nikmati Sajian Lezat Rumah Makan Prima Rasa Kota Banjar dengan Menu spesial Cobek Gurame Karuhun dan Cah Kangkung sepesil ayam n jamur,,,
di jamin Mantap, lezat, sehat, bergizi dan 100% HALAL,,,
Read more »

Minggu, 13 Februari 2011

Ikan Teri? Ikan Kakap? Ikan Paus?

sering mendengar istilah judul diatas? media adalah salah satu fasilitas kita menerima berbagai informasi termasuk istilah Ikan Teri, Ikan Kakap dan Ikan Paus. istilah itu diperuntukkan untuk kelas-kelas koruptor Indonesia.
Gayus menempati kelas Ikan Teri dengan hasil korupsinya yang menurut saya jumlahnya cukup untuk menambah peningkatan kesejahteraan rakyat. di media baik media cetak maupun elektronik bisa kita lihat betapa berbelit-belinya proses hukum untuk koruptor kelas Ikan Teri. bisa kita bayangkan bangaimana jika proses itu terjadi pada koruptor yang kelasnya diatas Gayus? melihat kenyataan ini, saya ragu apakah kelas di atas Gayus bida diproses hukum seperti yang seharusnya? atau malah tidak bisa diproses sama sekali karena di tangkapun tidak bisa karena mereka kebal proses hukum. rakyat kita bukan rakyat bodoh,mereka sudah melek huruf, politik dan hukum. melihat kenyataan yang terjadi di Negerinya menjadikan rakyat mulai meragukan kepemimpinan di negeri ini. semoga para pemimpin kita mau melek dan prihatin melihat penderitaan rakyatnya. yakinlah bahwa roda itu berputar dan Tuhan selalu melihat apapun yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya
Read more »

Jumat, 11 Februari 2011

puisiku

Negeriku..
Negeriku nan Indah nan Permai,,,
Negeriku nan subur dan makmur,,,
Negeriku nan kaya hasil alamnya,,,
Tapi,,,
Itu Dulu,,,
saat kerakuasan merasuk ke tulang sumsum wakil-wakil kami,,,
semua pundar,,,
semua sirna,,,
Negeriku terkapar tak berdaya,,,
menyaksikan kerakusan, kecurangan, kejahatan, kekejaman, kemunafikan Hamba-Nya,,,
maaf kepada Negeriku,,,aku belum mampu,,,
menghentikan Tangismu,,,
keputusasaanmu,,,
semua tinggal kenangan,,,
batu tak lagi jadi tanaman,,,
banjirpun menambah kesedihan Negeriku,,,
Negeriku tercinta,,,
Maafkan aku,,,
Read more »

Rabu, 09 Februari 2011

akiabat kerakusan manusia
Read more »

Selasa, 08 Februari 2011

Ikan Teri? Ikan Kakap? Ikan Paus?

sering mendengar istilah judul diatas? media adalah salah satu fasilitas kita menerima berbagai informasi termasuk istilah Ikan Teri, Ikan Kakap dan Ikan Paus. istilah itu diperuntukkan untuk kelas-kelas koruptor Indonesia.
Gayus menempati kelas Ikan Teri dengan hasil korupsinya yang menurut saya jumlahnya cukup untuk menambah peningkatan kesejahteraan rakyat. di media baik media cetak maupun elektronik bisa kita lihat betapa berbelit-belinya proses hukum untuk koruptor kelas Ikan Teri. bisa kita bayangkan bangaimana jika proses itu terjadi pada koruptor yang kelasnya diatas Gayus? melihat kenyataan ini, saya ragu apakah kelas di atas Gayus bida diproses hukum seperti yang seharusnya? atau malah tidak bisa diproses sama sekali karena di tangkapun tidak bisa karena mereka kebal proses hukum. rakyat kita bukan rakyat bodoh,mereka sudah melek huruf, politik dan hukum. melihat kenyataan yang terjadi di Negerinya menjadikan rakyat mulai meragukan kepemimpinan di negeri ini. semoga para pemimpin kita mau melek dan prihatin melihat penderitaan rakyatnya. yakinlah bahwa roda itu berputar dan Tuhan selalu melihat apapun yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya.
Read more »

Read more »


TIGA KUNCI PERADABAN BESAR

Berkembangnya Pemikiran Politik Barat tidak terlepas dari proses dan pergolakn beberapa peradaban besar dunia. Runtuhnya suatu peradaban merupakan awal berkembangnya peradaban baru dunia. Arnold Toynbee mengatakan bahwa peradaban barat lahir dari kehancuran peradaban Yunani-Romawi. Ada 3 peradaban besar dunia yang berperan pada perkembangan Pemikiran Politik Barat yaitu:

1.      Peradaban Yunani-Romawi

            Barat berhutang budi kepada peradaban Yunani-Romawi hampir dalam semua aspek peradaban dan tradisi keilmuannya: seni, sains, filsafat, etika, politik, kedokteran, matematika dan lain-lain. Tradisi keagamaan barat saat ini juga memantulkan secara transparan tradisi keagamaan Yunani kuno yang memandang agama sepenuhnya bersifat duniawi, praktis, mengabdi pada kepentingan manusia. Selain itu Melalui karya-karya para sarjana dan filsof Yunani-Romawi, Barat mengenal empirisme dan rasionalisme. Yunani yang mengajarkan kepada barat agar menempatkan akal di atas segalanya, akal sebagai sumber kebenaran.
            Dalam bidang filsafat politik, para filsof Yunani seperti Plato dan Aristoteles mempengaruhi pemikiran dan filsafat politik Barat sejak kelahirannya hingga perkembangan dewasa ini. Jejak pengaruh Aristoteles misalnya bisa dilacak dalam karya Machiavelli (sang Pangeran), Montesquieu (semangat hukum), teori Hegel tentang konstitusi negara sebagai ekspresi kesadaran diri negara, gagasan Mark tentang hubungan antara ekonomi dan politik, dan gagasan-gagasan Barat sekitar Konservatisme progresif maupun kritik-kritik terhadap demokrasi egalitarian.
            Sumbangan terbesar peradaban Romawi kepada pemikiran Barat, terutama di bidang pemikiran system Hukum dan lembaga-lembaga politik. Misalkan Belanda yang menerapkan teori hukum di Indonesia yang bersasl dari Kode Civil Napoleon yang merupakan produk modifikasi hukum-hukum Romawi. Ada tiga bentuk pemikiran Hukum Romawi yang mempengaruhi pemikiran hukum Barat:
1.       Ius Civile yang merupakan hukum sipil yang secara khusus diberlakukan untuk kalangan sipil dan warga negara Romawi, bukan warga negara lain.
2.      Ius Gentium yaitu hukum yang diberlakukan untuk semua orang, terlepas apapun kewarganegaraannya, tidak memandang nasionalitas seseorang.
3.      Ius Naturale yaitu suatu prinsip filsafat hukum yang menganggap keadilan dan kebenaraan selamanya sesuai dengan tuntutan rasional dan hakikat alam (kesamaan hak dimata hukum).

Dari segi pemikiran politik Romawi memberikan pemahaman kepada Barat tentang teori imperium. Teori imperium adalah teori tentang kekuasaan dan otoritas negara dimana kedaulatan dan kekuasaan dianggap sebagai bentuk pendelegasian kekuatan rakyat kepada penguasa negara. Maka menurut teori ini pada hakekatnya kedaulatan sepenuhnya milik rakyat. Penguasa politik hanyalah lembaga yang dipercayakan untuk memegang serta mempergunakan kedaulatan demi kebaikan seluruh rakyat. Dalam kerangka pemikiran inilah Romawi mengembangkan gagasan kontrak pemerintah yang kemudian dijadikan model teoretisi bagi para pemikir politik Barat seperti Locke, Rousseau dan Hobbes dan lain-lain.berdasarkan teori imperium ini, kekuasaan gereja abad pertengahan dikembangkan. Organisasi kekuasaan dan keagamaan gereja khatolik diadaptasi dari konsep imperium Romawi seperti pada gelar yang digunakan Paus sebagai kaisar pemimpin agama warga negara.
2.     Peradaban Judeo-Kristiani
            Peradaban Judeo-Kristiani merupakan peradaban kedua yang meletakkan dasar-dasar intelektual dan filosofis yang kokoh bagi pembentukan dan perkembangan peradaban Barat. Kita mulai dengan kontribusi perdaban Judeo atau Yahudi. Max Dimont, pakar sejarah peradaban Yahudi menjuluki orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang melahirkan peristiwa-peristiwa sejarah. Fakta-fakta sejarah memang menunjukkan peran historis itu. Para nabi dan Rasul Tuhan yang di Utus kedunia sebagian besar adalah keturunan Yahudi (Nabi Daud, Ayub, Ishak dan keturunannya, Rasul Paulus formulator konsep trinitas).
            Kapan persisnya peran itu dimulai masih menjadi perdebatan, tetapi ada hipotesis orang-orang Yahudi memulai perannya di kawasan imperum Islam Andalusia Spanyol, peran itu dimulai ketika peradaban ini melahirkan filsof terkemuka Yunani Musa Ibnu Maimun atau Maimonides di abad XII-XIII. Orang-orang Yahudi juga berperan dalam proses peradaban renaisan Eropa (abad XIV-XVI). Mereka yang bermukim di Italia, Florence dan kawasan sekitarnya selama berabad-abad berhasil membangun kota-kota baru. Orang-orang Yahudi meskipun kelompok minoritas, menunjukkan keterlibatannya yang intens dalam dunia pendidikan, pengajaran dan publikasi ilmiah. Sebagian mereka menjadi avant-garde Intelektual. Di abad XVIII terjadi kontak intelektual antara pemuda-pemuda terpelajar Yahudi dengan peradaban Yunani-Romawi dan Islam. Di abad XIX dan XX, minoritas Yahudi Eropa melahirkan tokoh-tokoh besar di berbagai bidang pengetahuan dan filsafat seperti Hegel, Marx, Sigmund Freud, Nietzsche, Bertrand Russell, Schopenhauer, John Stuart Mill, Charles Darwin, Herbert Sperncer, Henry Bergson, Albert Einstein dan lain-lain. Dibidang seni lukis dan musik ada Goya, Turner, Delacroix dll. Di bidang kesusastraan ada Goethe, Keats dll.
            Selain kepada warisan Yahudi, peradaban Barat juga berhutang budi pada warisan peradaban Kristiani. Salah satu fase penting dalam proses pembentukan peradaban Barat adalah abad pertengahan. Banyak sejarawan menilai abad ini sebagai fase sejarah Eropa yang Kelam dipenuhi pertumpahan darah karena perang antar agama, abad anti-intelektualisme dan maraknya takhayul dan irasionalisme. Meskipun demikian, patut dicatat bahwa di abad ini Eropa telah merintis jalan bagi terbentukknya suatu peradaban. Yaitu kektika mulai dibangunnya universitas-universitas, kota-kota baru, parlemen-perlemen dan berlakunya common law serta tumbuhnya negara-negara bangsa. Peristiwa historis penting ini tak lepas dari peranya para pemuka agama Kristen. Gereja berperan penting ketika imperium Romawi Barat sedang mengalami proses kehancurannya. Gereja mengambil alih banyak fungsi penting imperium dan membantu mengendalikan berbagai kekacauan sosial akibat kehancuran imperium Romawi. Lembaga-lembaga gereja juga telah membantu memperadabkan suku bar-bar, memperkenalkan cita-cita luhur menyangkut keadilan sosial serta menjaga dan mentransmisikan kekayaan warisan kuno Yunani-Romawi ke jantung peradaban Barat. Salah satu tokohnya di sini adalah Thomas Aquinas.
            Puncak sumbangan agama Kristen kepada Barat adalah peranan agama ini dalam melahirkan gerakan Reformasi Protestan dengan tokohnya: Luther, Zwingli, Calvin.
3.     Peradaban Islam
            Warisan intelektual peradaban Islam merupakan pilar ketiga yang juga kontributif bagi lahirnya peradaban Barat. Bagi para pemikir Islam klasik bukanlah suatu kekeliruan menerima warisan intelektual dari manapun datangnya termasuk yang berasal dari Yunani-Romawi. Islam membiarkan bahkan dalam tingkat tertentu memperkaya peradaban-peradaban negeri taklukakannya mulai dari kawasan Andalusia Spanyol hingga dataran Cina.
            Perang salib selama dua abad merupakan salah satu tonggak penting dalam proses interaksi antara peradaban Islam dan Barat. Selama tujuh abad (VIII-XV) peradaban Islam Spanyol secara gemilang berhasil mentransmisikan kebesarannya kepenjuru Eropa. Proses yang sama juga terjadi di pusat-pusat peradaban Islam lainnya, Sicilia, Kairo, Baghdad dan Alexandria. Tokohnya Ibnu Khaldun melalui karya monumental muqaddimah, kepada Barat, Khaldun telah menyumbangkan metodologi ilmiah berupa kajian teoritis empiris di bidang ilmu-ilmu sosial. Khaludun amat mengutamakan data-data empirik, verifikasi teoritis, pengujian hipotesis dan metode observasi yang kesemuanya merupakan dasar-dasar pokok dalam penelitian keilmuan Barat dan dunia pada umumnya. Tokoh lain sepeti Ibnu Haitham (Al Hazen) (965-1039) juga diakui sebagai ilmuan muslim yang berhasil mencerahkan tradisi pemikiran ilmiah Barat.yang merupakan ahli matematika, astronomi dan ilmu optik, Ibnu Rusyd adalah rasionalis pengikut aliran Mu’tazilah yang gagasan-gagasannya sangat kuat dipengaruhi Aristoteles. Ajarannya tentang kekekalan benda dan kefanaan jiwa telah melahirkan banyak pemikir bebas dan berpengaruh terhadap para pemikir Eropa seperti Albertus Maltus dan Thomas Aquinas.
Oleh, Dr. Firdaus Syam, M.A
Read more »

Setujukah Saudara terhadap peluncuran PERDA Syariah Kota Tasikmalaya?

 
Great HTML Templates from easytemplates.com.